KARAKTERISTIK MANUSIA DALAM PANDANGAN TASAWUF
DOI:
https://doi.org/10.51498/putih.v5i1.64Keywords:
Tasawuf, Manusia, Tasawuf dan ManusiaAbstract
Kajian ilmiah ini didalamnya memuat penjelasan tentang identitas jati diri manusia dalam pandangan ulama shufiyah. Dalam uraian pembahasannya menyoroti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anatomi manusia dalam pembentukan karakter, jiwa dan kepribadiannya yang sempurna. Nilai dan ajaran tasawuf juga ternyata dapat dijadikan sebagai rujukan dan referensi dalam hubungannya dengan diri seseorang dan orang lain serta lingkungan dimana manusia hidup saling berinteraksi. Dari hubungan interaksi antara seseorang dengan orang lain itupula dapat diketahui tentang karakter, jiwa dan kepribadiannya masing-masing.Tasawuf tidak hanya menyoroti sisi bagian dalam diri manusia secara batin saja sebagaimana pandangan dan perkiraan kebanyakan orang secara umum, akan tetapi tasawuf sesungguhnya tasawuf juga menyoroti berbagai sisi dan segi kemanusiaan, baik yang ada dalam ruang dimensi tasawuf itu sendiri maupun ruang-ruang dimensi lainnya termasuk sisi bagian dalam karakteristik manusia. Sudut pandang tasawuf dalam kajiannya tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian anatomi manusia, baik bagian dari dimensi dalam (batin) maupun bagian dimensi luar (dzohir). Adapun sudut pandang tasawuf dalam orientasinya terhadap dimensi batin lebih menitik beratkan pada nilai-nilai ajaran spiritual, sedangkan sudut pandang tasawuf dalam kaitannya dengan anatomi manusia lebih menitik beratkan pada bentuk psikologis secara lahir. Namun demikian, secara prinsip masing-masing sudut pandang tersebut tetap memiliki hubungan kesesuaian dan keterkaiatan yang saling mengikat di antara keduanya.
Downloads
References
Hamka, Tusawuf Modern, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1987.
Azhati Noer Kautsar, Ibnu Arabi, Wahdat al. Hariyanto, Pendidikan Karakter, Bandung Remaja Rosdakarya 2103.
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1999.
Fazlurrahman, The Qoranic Foundation and Strukture of Muslem Society (ter. Juniarso Ridwan, dkk,), (Bandung: Risalah, 1983).
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Amanah, (Jakarta: Pustaka Karim, 1992).
Sukanto, Mm, & Dadiri Hasyim, Nafsiologi: Refleksi Analisa Tentang Diri dan TingkahLaku Manusia, (Surabaya: Risalah Gusti, 1995).
Sukanto, Mm, Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi, (Jakarta: Integritas Press, 1985).
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia….
Nurcholis Madjid, Islam Agama Peradapan Membangun Makna Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah, (Jakarta: Paramadina, 1995).
Abdul Muin Salim, Konsepsi Politik dalam al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).
Thosihiku Izutsu, Konsep Etika Religius dalam al-Qur’an, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993).
Sulaiman Ibnu Umar, al-Futuha al-Ilahiyah bi Taudlihi al-Tafsir al-Jalalain li Daqaiq al-Khafiyah, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr, 1970).
Bintusy Syathi’, Maqal fi al-Insan: Dirasah Qur’aniyah, (terj. Adib Arief), (Yogyakarta: LKPSM, 1997).
Hanna Djumhana Bastaman, Integritas Psikologi dengan Islam: menuju Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995).
Shafi’i dalam Subandi, Fuat Nashori (editor), Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Sipress, 1996).